Ikatan Logam
Apakah ikatan logam itu?
Ikatan logam pada natrium
Logam
cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi sehingga memberikan
kesan kuatnya ikatan yang terjadi antara atom-atomnya. Secara rata-rata logam
seperti natrium (titik leleh 97.8°C) meleleh pada suhu yang sangat jauh lebih
tinggi dibanding unsur (neon) yang mendahuluinya pada tabel periodik.
Natrium
memiliki struktur elektronik 1s22s22p63s1. Ketika atom-atom natrium datang
secara bersamaan, elektron pada orbital atom 2s dari satu atom natrium membagi
ruang dengan elektron yang bersesuaian pada atom tetangganya untuk membentuk
sebuah orbital molekul ? kebanyakan sama atau serupa dengan cara pembentukan
ikatan kovalen.
Perbedaannya,
bagaimanapun, tiap atom natrium tersentuh oleh delapan atom natrium yang
lainnya ? dan terjadi pembagian (sharing) antara atom tengah dan orbital 3s di
semua delapan atom yang lain. Dan tiap atom yang delapan ini disentuh oleh
delapan atom natrium, yang kesemuanya disentuh oleh delapan atom natrium, terus
dan terus sampai kamu memperoleh seluruh atom dalam bongkahan natrium.
Semua
orbital 3s dalam semua atom saling tumpang tindih untuk memberikan orbital
molekul dalam jumlah yang sangat banyak yang memeperluas keseluruhan tiap
bagian logam. Terdapat jumlah orbital molekul yang sangat banyak, tentunya,
karena tiap orbital hanya dapat menarik dua elektron.
Elektron
dapat bergerak dengan leluasa diantara orbital-orbital molekul tersebut, dan
karena itu tiap elektron manjdi terlepas dari atom induknya. Elektron tersebut
disebut terdelokalisasi. Logam terikat
bersamaan melalui kekuatan dayatarik yang kuat antara inti positif dengan
elektron yang terdelokalisasi.
Hal
ini kadang-kandang dilukisakan sebagai "susunan inti positif di lautan
elektron".
Jika
kamu menggunakan tinjauan ini, hati-hati! Apakah logam merupakan atom atau ion?
Jawabannya adalah logam merupakan atom.
Setiap
pusat positif pada diagram menggambarkan sisa atom yang terlepas dari elektron
terluar, tetapi elektron tersebut tidak menghilang – ini mungkin tidak termasuk
tambahan pada atom yang istimewa, tetapi pusat positif tetap berada dalam
struktur. Karena itu logam natrium ditulis dengan Na – bukan Na+.
Ikatan logam pada magnesium
Jika
kamu menyusun argumentasi yang sama dengan magnesium, kamu akhirnya akan
memperoleh ikatan yang lebih kuat dan tentunya titik leleh yang lebih tinggi.
Magnesium
memiliki struktur elektronik terluar 3s2. Diantara elektro-elektronnya terjadi
delokalisasi, karena itu "lautan" yang ada memiliki kerapatan dua kali
lipat daripada yang terdapat pada natrium. Sisa "ion" juga memiliki
muatan dua kali lipat (jika kamu menggunakan tinjauan ikatan logam) dan
tentunya akan terjadi dayatarik yang lebih banyak antara "ion" dan
"lautan".
Lebih
realistis, tiap atom magnesium memiliki satu proton lebih banyak pada intinya
dibandingkan yang dimiliki oleh natrium, dan karena itu tidak hanya akan
terdapat jumlah elektron yang terdelokalisasi tetapi juga akan terjadi lebih
banyak dayatarik yang terjadi diantara mereka.
Atom-atom
magnesium memiliki jari-jari yang sedikit lebih kecil dibandingkan atom-atom
natrium dan karena itu elektron yang terdelokalisasi lebih dekat ke inti. Tiap
atom magnesium juga memiliki 12 atom terdekat dibandingkan delapan yang
dimiliki natrium. Faktor-faktor inilah yang meningkatkan kekuatan ikatan secara
lebih lanjut.
Ikatan logam pada unsur-unsur transisi
Logam
transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi. Alasannya
adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam kondisi
delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang dapat kamu
libatkan, kecenderungan dayatarik yang lebih kuat akan kamu peroleh.
Ikatan logam pada leburan logam
Pada
leburan logam, ikatan logam tetap ada, meskipun susunan strukturnya telah
rusak. Ikatan logam tidak sepernuhnya putus sampai logam mendidih. Hal ini
berarti bahwa titik didih merupakan penunjuk kekuatan ikatan logam dibandingkan
dengan titik leleh. Pada saat meleleh, ikatan menjadi longgar tetapi tidak
putus
Sumber : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/struktur_atom_dan_ikatan/ikatan_kimia/ikatan_logam/
Ikatan Logam
Adalah ikatan yang terbentuk
akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari
ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.
Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam.
Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu :
a). berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
b). dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.
c). penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.
Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam.
Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu :
a). berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
b). dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.
c). penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.
Sifat fisis logam
Sifat fisis logam ditentukan oleh ikatan logamnya yang kuat,
strukturnya yang rapat, dan keberadaan elektron-elektron bebas. Beberapa sifat
fisis logam yang penting:
- Berupa padatan
pada suhu ruang
Atom-atom
logam bergabung oleh ikatan logam yang sangat kuat membentuk struktur kristal
yang rapat. Hal ini menyebabkan atom-atom tidak memiliki kebebasan bergerak
seperti halnya pada zat cair (pengecualiannya adalah Hg).
Raksa
- Bersifat keras
tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa
Ikatan logam yang kuat dan struktur logam yang rapat
menyebabkan logam bersifat kuat, keras, dan rapat. Akan tetapi. Adanya
elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur/tidak mudah patah.
Hal ini dikarenakan sewaktu logam dikenakan gaya luar, maka elektron-elektron
bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser. Kemudian,
berikatan lagi dengan atom yang berada di sampingnya. Oleh karena itu, logam
dapat ditempa, dibengkokkan, atau dibentuk sesuai keinginan.
- Mempunyai titik
leleh dan titik didih yang tinggi
Hal ini dikarenakan atom-atom logam terikat oleh ikatan
logam yang kuat. Untuk mengatasi ikatan tersebut, diperlukan energi dalam
jumlah yang besar.
- Menghantarkan
listrik dengan baik
Di
dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron bebas yang dapat membawa muatan
listrik. Jika diberi suatu beda tegangan, maka elektron-elektron ini akan
bergerak dari kutub negatif menjadi kutub positif.
- Menghantarkan
panas dengan baik
Elektron-elektron yang bergerak bebas di dalam kristal logam
memiliki energi kinetik. Jika dipanaskan, elektron-elektron akan memperoleh
energi kinetik yang cukup untuk dapat bergerak/bervibrasi dengan cepat. Dalam
pergerakannya, elektron-elektron tersebut akan bertumbukkan dengan
elektron-elektron lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya transfer energi dari
bagian bersuhu tingi ke bagian bersuhu rendah.
- Mempunyai
permukaan yang mengkilap
Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron bebas.
Sewaktu cahaya jatuh pada permukaan logam, maka elektron-elektron bebas akan
menyerap energi cahaya tersebut. Elektron-elektron akan melepas kembali energi
tersebut dalam bentuk radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sama dengan
frekuensi cahaya awal. Oleh karena frekuensinya sama, maka kita melihatnyta
sebagai pantulan cahaya yang datang. Pantulan cahaya tersebut memberikan
permukaan logam tampak mengkilap.
- Memberikan efek
fotolistrik dan efek termionik
Apabila elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi
yang cukup dari luar, maka elektron tersebut dapat lepas dari logam. Elektron
tersebut dapat ditarik keluar oleh suatu beda potensial positif. Jika energi
yang diperoleh elektron bebas berasal dari berkas cahaya, maka fenomena
pelepasan elektron dari logam disebut efek fotolistrik. Sedangkan jika energi
tersebut berasal dari pemanasan, maka disebut efek termionik.Contoh gambar
ikatan logam.
Perbandingan
Sifat Fisis Senyawa Logam dengan Senyawa Non Logam
Logam
|
Non Logam
|
||
1.
|
Padatan
logam termasuk penghantar listrik yang baik
|
1.
|
Padatan
non logam biasanya bukan penghantar listrik
|
2.
|
Mempunyai
kilap logam
|
2.
|
Tidak
mengkilap
|
3.
|
Kuat
dan keras (apabila digunakan sebagai logam paduan)
|
3.
|
Kebanyakan
non logam tidak kuat dan lunak
|
4.
|
Dapat
dibengkokkan dan diulur
|
4.
|
Biasanya
rapuh dan patah bila dibengkokkan atau diulur
|
5.
|
Penghantar
panas yang baik
|
5.
|
Sukar
menghantarkan panas
|
6.
|
Kebanyakan
logam memiliki kerapatan yang besar
|
6.
|
Kebanyakan
non logam memiliki kerapatan rendah
|
7.
|
Kebanyakan
logam memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi
|
7.
|
Kebanyakan
non logam memiliki titik didih dan titik leleh yang rendah
|
Perbedaan
Antara Ikatan Kovalen dan Ikatan Ion
Perbedaan antara Ikatan Kovalen dan Ikatan Ion
Ikatan kimia ada bermacam-macam, diantaranya ada ikatan kovalen,ikatan ion, ikatan koordinasi dan lain sebagainya. Namun pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari tentang perbedaan antara ikatan kovalen dan ikatan ion.
Pada dasarnya ikatan kovalen dapat dijelaskan melalui dua pendekatan yaitu: teori ikatan valensi dan yang kedua adalah teori orbital molekul. Pada teori yang pertama yaitu tentang tentang teori ikatan valensi,dijelaskan interaksi electron valensi atom-atom yang saling berdekatan. Pada teori ini jarak antara inti atom adalah yang mempunyai energi terendah. Sedangkan pada teori yang kedua yakni tentang teori orbital molekul, menjelaskan tentang orbital sekitar inti – inti atom yang bergabung. pada teori ini, orbital adalah gelombang electron pada molekul.
Sedangakan pada senyawa yang berikatan ion mempunyai sifat yang berbeda dengan senyawa yang berikatan ion karena pada ikatan ion, didalam kisinya terdapat kation
dan anion. Adanya ion-ion tersebut (kation dan anion), menyebabkan terjadinya tarik menarik yang kuat antara anion dan kation. Namun, selain terdapat gaya tarik menari, juga terdapat gaya tolak-menolak di antara kation-kation dan anion-anion yang sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Berikut adalah perbedaan antara ikatan kovalen dan ikatan Ion.
Pada Ikatan Kovalen
1.Bentuk Senyawa yang dapat terjadi:
a.Padatan
(contoh: I2 dan gula)
b.Cair
(contoh: HCl, H2SO4, Br2)
c.Gas
(contoh: CO2, O2, H¬2, Cl¬2)
2.Kelarutan
Mudah larut dalam pelarut polar maupun pelarut non polar.
a. Kovalen Non Polar larut dengan pelarut non polar)
(contoh: I2 larut dengan baik pada CCl4)
b. Kovalen polar larut dengan pelarut polar.
(contoh: gula larut dalam air)
3.Bentuk Kristal
Padatan kovalen dua dimensi
4.Daya Hantar Listrik
a. Untuk kovalen Polar, dapat menghantarkan listrik
(contoh: HCl dapat menghantarkan listrik)
b. Untuk kovalen non polar, tidak dapat menghantarkan listrik walaupun berbentuk lelehan.
(contoh: lelehan gula tidak dapat menghantarkan listrik)
5.Isomer
Punya
6.Titik Leleh dan Titik Didih
Lebih rendah (kecuali intan karena kristalnya terikat dengan kuat sehingga energi yang diperlukan untuk memutuskan energipun lebih besar).
7.Terjadinya Ikatan
Terjadinya ikatan antara unsur non logam dengan unsur non logam dengan penggunaan elektron bersama-sama.
8. Proses Terjadinya IKatan
Penggunaan bersama pasangan elektron
9.Perbedaan Elektronegativitas
Kecil.
10.Daya Tarik
Melibatkan elektron-elektron yang dikongsi dan dua atau lebih inti atom yang bermuatan positif secara bersama menarik elektro-elektron bermuatan negatif yang dikongsi.
11. Jari-jari
Lebih panjang.
12.Partikel Terkecil
Molekul
13.Energi yang digunakan untuk memutuskan elektron.
Lebih besar.
Sedangkan pada Ikatan Ion adalah:
1.Bentuk Senyawa yang dapat terjadi
Padatan ionik
(contoh: NaCl, KCL, CaCl2, KSN, CaSO4.2H2O)
2.Kelarutan
Mudah larut dalam pelarut polar.
(contoh: NaCl larut dalan H2O)
3.Bentuk Kristal
Padatan ionik tiga dimensi (ion-ion berikat kuat didalam kisi-kisinya)
4.Daya Hantar Listrik
Dapat menghantarkan listrik ketika berbentuk lelehan.
(contoh: lelehan NaCl dapat menghantarkan listrik dengan baik)
5.Isomer
Tidak punya (namun punya isoelektron).
6.Titik Leleh dan Titik Didih
Lebih tinggi (karena ion-ionnya terikat kuat pada kisi-kisinya sehingga untuk memutuskan ikatan diperlukan energi yang lebih besar)
7.Terjadinya Ikatan
Terjadinya ikatan antara unsur logam dengan unsur non logam
8. Proses Terjadinya Ikatan
Adanya transfer elektron
9.Perbedaan Elektronegativitas
Besar
10.Daya Tarik
Inti atom yang bermuatan positif, secara dominan melebihi muatan positif inti atom lainnya, sehingga secara efektif menyebabkan satu atom menstransfer elektronnya ke atom yang lainnya.
11.Jari-jari
Lebih pendek.
12.Partikel terkecil
Ion postif dan ion negatif.
13.Energi yang digunakan untuk memutuskan elektron.
Lebih kecil.
Dari data diatas dapat dilihat beberapa perbedaan antara ikatan kovalen dengan ikatan ion. Namun masih banyak lagi perbedan antara senyawa yang berikatan dengan Kovalen dan senyawa yang berikatan dengan Ion.
Ikatan kimia ada bermacam-macam, diantaranya ada ikatan kovalen,ikatan ion, ikatan koordinasi dan lain sebagainya. Namun pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari tentang perbedaan antara ikatan kovalen dan ikatan ion.
Pada dasarnya ikatan kovalen dapat dijelaskan melalui dua pendekatan yaitu: teori ikatan valensi dan yang kedua adalah teori orbital molekul. Pada teori yang pertama yaitu tentang tentang teori ikatan valensi,dijelaskan interaksi electron valensi atom-atom yang saling berdekatan. Pada teori ini jarak antara inti atom adalah yang mempunyai energi terendah. Sedangkan pada teori yang kedua yakni tentang teori orbital molekul, menjelaskan tentang orbital sekitar inti – inti atom yang bergabung. pada teori ini, orbital adalah gelombang electron pada molekul.
Sedangakan pada senyawa yang berikatan ion mempunyai sifat yang berbeda dengan senyawa yang berikatan ion karena pada ikatan ion, didalam kisinya terdapat kation
dan anion. Adanya ion-ion tersebut (kation dan anion), menyebabkan terjadinya tarik menarik yang kuat antara anion dan kation. Namun, selain terdapat gaya tarik menari, juga terdapat gaya tolak-menolak di antara kation-kation dan anion-anion yang sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Berikut adalah perbedaan antara ikatan kovalen dan ikatan Ion.
Pada Ikatan Kovalen
1.Bentuk Senyawa yang dapat terjadi:
a.Padatan
(contoh: I2 dan gula)
b.Cair
(contoh: HCl, H2SO4, Br2)
c.Gas
(contoh: CO2, O2, H¬2, Cl¬2)
2.Kelarutan
Mudah larut dalam pelarut polar maupun pelarut non polar.
a. Kovalen Non Polar larut dengan pelarut non polar)
(contoh: I2 larut dengan baik pada CCl4)
b. Kovalen polar larut dengan pelarut polar.
(contoh: gula larut dalam air)
3.Bentuk Kristal
Padatan kovalen dua dimensi
4.Daya Hantar Listrik
a. Untuk kovalen Polar, dapat menghantarkan listrik
(contoh: HCl dapat menghantarkan listrik)
b. Untuk kovalen non polar, tidak dapat menghantarkan listrik walaupun berbentuk lelehan.
(contoh: lelehan gula tidak dapat menghantarkan listrik)
5.Isomer
Punya
6.Titik Leleh dan Titik Didih
Lebih rendah (kecuali intan karena kristalnya terikat dengan kuat sehingga energi yang diperlukan untuk memutuskan energipun lebih besar).
7.Terjadinya Ikatan
Terjadinya ikatan antara unsur non logam dengan unsur non logam dengan penggunaan elektron bersama-sama.
8. Proses Terjadinya IKatan
Penggunaan bersama pasangan elektron
9.Perbedaan Elektronegativitas
Kecil.
10.Daya Tarik
Melibatkan elektron-elektron yang dikongsi dan dua atau lebih inti atom yang bermuatan positif secara bersama menarik elektro-elektron bermuatan negatif yang dikongsi.
11. Jari-jari
Lebih panjang.
12.Partikel Terkecil
Molekul
13.Energi yang digunakan untuk memutuskan elektron.
Lebih besar.
Sedangkan pada Ikatan Ion adalah:
1.Bentuk Senyawa yang dapat terjadi
Padatan ionik
(contoh: NaCl, KCL, CaCl2, KSN, CaSO4.2H2O)
2.Kelarutan
Mudah larut dalam pelarut polar.
(contoh: NaCl larut dalan H2O)
3.Bentuk Kristal
Padatan ionik tiga dimensi (ion-ion berikat kuat didalam kisi-kisinya)
4.Daya Hantar Listrik
Dapat menghantarkan listrik ketika berbentuk lelehan.
(contoh: lelehan NaCl dapat menghantarkan listrik dengan baik)
5.Isomer
Tidak punya (namun punya isoelektron).
6.Titik Leleh dan Titik Didih
Lebih tinggi (karena ion-ionnya terikat kuat pada kisi-kisinya sehingga untuk memutuskan ikatan diperlukan energi yang lebih besar)
7.Terjadinya Ikatan
Terjadinya ikatan antara unsur logam dengan unsur non logam
8. Proses Terjadinya Ikatan
Adanya transfer elektron
9.Perbedaan Elektronegativitas
Besar
10.Daya Tarik
Inti atom yang bermuatan positif, secara dominan melebihi muatan positif inti atom lainnya, sehingga secara efektif menyebabkan satu atom menstransfer elektronnya ke atom yang lainnya.
11.Jari-jari
Lebih pendek.
12.Partikel terkecil
Ion postif dan ion negatif.
13.Energi yang digunakan untuk memutuskan elektron.
Lebih kecil.
Dari data diatas dapat dilihat beberapa perbedaan antara ikatan kovalen dengan ikatan ion. Namun masih banyak lagi perbedan antara senyawa yang berikatan dengan Kovalen dan senyawa yang berikatan dengan Ion.
0 komentar:
Posting Komentar